Rabu, 24 Februari 2016

Jenis – Jenis Pertumbuhan Tanaman

Jenis – Jenis Pertumbuhan Tanaman

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :
Kelompok 4
1.        Ilham Budi Susilo                  (151510501037)
2.        Yudi Imawan                         (151510501045)
3.        Deni Syaifur A                                   (151510501097)
4.        Athfin Rosyid                                    (151510501122)
5.        Rizky Handayani                   (15151050125)
6.        Annas Miftahrurrahman                     (151510501153)
7.        Okki Putra M                         (151510501133)
8.        Ibnur Ridlo J                          (151510501140)
9.        Dewi Aamalia                                    (151510501259)
10.    Dela Dias P                            (151510501158)
11.    Diana C                                  (151510501244)
12.    Ade Pratama                          (151510501198)
                                      

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seluruh mahluk hidup yang ada dibumi pasti akan mengalami perubahan-perubahan. Proses perubahan tersebut ialah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan suatu proses bertambahnya ukuran tubuh yang meliputi tinggi, berat, volume tubuh yang bersifat irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk awal). Pertumbuhan bersifat kuantitatif atau mempunyai nilai yang dapat dikonversikan kedalam bentuk angka. Setiap mahluk hidup yang hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Baik perkembangan secara morfologi, anatomi, maupun fisiologi termasuk tumbuhan. Saat proses pertumbuhan, mahluk hidup akan mengalami perubahan ukuran, bentuk, maupun volume. Tidak terkecuali pada tanaman, tanaman juga mengalami pertumbuhan. Pada rentan waktu tertentu, biji akan memunculkan akar, batang, dan daun. Hingga akhirnya bentuk tersebut berubah menjadi tumbuhan dewasa yang lengkap dengan bagian akar, batang, daun. Bahkan bisa sampai menghasilkan bunga dan buah. Oleh karena itu, ada suatu proses yang menyebabkan perubahan tersebut.
Tidak hanya mengalami pertumbuhan, tanaman juga mengalamu fase perkembangan. Perkembangan merupakan proses-proses dari pertumbuhan yang mengalami perubahan struktur dan fungsi yang dialami mahluk hidup, begitu pula dengan tumbuhan. Tumbuhan tumbuh dengan melakukan pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel. Pertumbuhan pada tanaman dimulai dengan proses perkecambahan. Perkecambahan didahului dengan menyerapnya air kedalam sel-sel imbibiban (biji yang berkecambah) atau imbibisi. Proses ini terjadi apabila kadar air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air dalam biji melalui proses imbibisi Jika proses imbibisi sudah optimal maka  dimulailah proses kehidupan pertama pada tumbuhan yang berupa kecambah. Radikula adalah struktur pertama yang mucul dan menembus selaput kulit biji. Kemudian muncul epikotil atau calon batang.
Perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya radikula dan plumula dari benih/biji. Proses perkecambahan berdasarkan letaknya, terbagi menjadi dua yaitu epigeal dan hipogeal. Jenis perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon melakukan proses pembelahan bentuk daun. Contoh tanaman yang berjenis epigeal diantaranya adalah bawang merah, kedelai dan kacang hijau. Jenis perkecambahan hipogeal ditandai dengan bakal batang (epikotil) yang keluar ke permukaan tana, sedangkan kotiledon tetap tertinggal di dalam tanah. Kedua jenis perkecambahan itu ialah tanda awal bahwa biji akan memulai kehidupannya. Selama proses perkecambahan, biji mendapat nutrisi makanan dari kotiledon. Kotiledon merupakan cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga terbentuknya daun sehingga dapat melakukan fotosintesis sendiri. Mempelajari jenis-jenis pertumbuhan ini dapat membantu kita memudahkan pemahaman dalam mempelajari ilmu pertanian

1.2  Tujuan
Supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti jenis-jenis pertumbuhan tanaman, serta dapat membedakan jenis-jenis pertumbuhan berdasarkan morfologi dan fungsinya.








BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Seluruh mahluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik itu tumbuhan, hewan maupun manusia. Untuk tumbuh dan berkembang, mahluk hidup seperti manusia tentu saja memerlukan makanan atau nutrisi, salah satunya ialah tanaman. Tanaman merupakan mahluk hidup yang bisa memproduksi makananya sendiri (Nurwardani, 2008). Saat proses kehidupan, tanaman mengalami dua fase, yaitu fase pertumbuhan (vegetatif) dan perkembangan (generatif). Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan volume, massa, ukuran, jumlah sel yang bersifat irreversible. Irreversible ini berarti suatu keadaan yang tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik ke bentuk semula. Mahluk hidup bersel lebih dari satu atau multiseluler, pertumbuhanya dimulai dengan sel yang bertambah besar dan panjang serta peningkatan jumlah sel. Sedangkan untuk mahluk hidup bersel satu atau uniseluler ditandai dengan penambahan ukuran sel saja. Pertumbuhan itu bersifat kuantitatif atau dapat diukur dengan angka berdasarkan jumlah dan banyaknya. Pertumbuhan tanaman di tanah pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia) dan abiotik (tanah dan iklim) (Saharan and Nehra, 2011).
Proses pertumbuhan pada tanaman dapat diukur dari ujung akar sampai pangkal daun. Untuk menumbuhkan tanaman secara maksimal bisa dilakukan beberapa langkah, seperti pengairan, penyiangan maupun pemupukan. Namun apabila dosis pupuk yang diberikan berlebihan maka akan menurunkan laju pertumbuhan tanaman (Hayati, 2012). Selain itu, penggunaan pupuk kimia tentu saja memberi efek buruk bagi ekosistem. Pupuk kimia bisa memengaruhi organisme lain yang menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem (Pandey et al, 2014). Penyiangan juga perlu dilakukan karena gulma tentu sangat mengurangi unsur hara yang ada di sekitar tanaman utama. Gulma ialah organisme pengganggu tanaman yang memersulit pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas tanaman (Palijama dan Wattimena, 2012). Menurut Silahooy (2013)
bahwa kesesuain lahan juga memengaruhi pertumbuhan tanaman di suatu tempat. Kesesuain tanaman merupakan tingkat kecocokan sebidang lahan untuk pemakaian tertentu.
Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri. Pertumbuhan meristem pucuk menyebabkan pertumbuhan yang memanjang pada organ tumbuhan (Sri Hayati, 2006).Beberapa biji akan berkecambah jika berada dilingkungan yang cocok. Tidak semua biji akan berkecambah, beberapa biji yang lain berada dalam masa dormansi. Artinya, biji tersebut tidak tumbuh serta berkembang. Biji berada pada masa dormansi karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk berkecambah. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji atau imbibisi. Muncul dan berkembangnya radikula dan plumula dari biji atau benih disebut perkecambahan (Marthen dkk, 2013). Perkecambahan merupakan salah satu tahapan yang paling penting dalam kehidupan tanaman yang menentukan efisiensi penggunaan nutrisi dan sumber daya air yang tersedia bagi tanaman (Aguilar-Benítez et al, 2014). Benih bisa berkecambah di bawah cahaya putih (neon), merah, hijau, kuning dan biru (Anchalee, 2011). Hasil perkecambahan ialah munculnya tumbuhan kecil dari biji. Tumbuhan kecil tersebut ialah radikula, radikula adalah calon akar primer. Radikula merupakan bagian dari hipokotil. Setelah radikula muncul, struktur yang selanjutnya muncul adalah calon batang, atau biasa disebut epikotil.
Berdasarkan letak kotiledon, perkecambahan dibagi menjadi dua tipe. Tipe yang pertama adalah hipogeal. Hipogeal merupakan perkecambahan yang terjadi secara memanjang dari epikotil yang menyebabkan keluarnya plumula sehingga menembus kulit biji dan mucul di atas tanah sementara kotiledon tetap tinggal di dalam tanah. Contoh tanaman hipogeal ialah jagung. Tipe kedua perkecambahan ialah epigeal. Epigeal adalah proses perkecambahan yang terjadi saat hipokotil tumbuh memanjang akibatnya plumula dan kotiledon terdorong naik ke permukaan tanah, contohnya adalah tanaman kacang hijau. Adapun faktor yang memengaruhi perkecambahan ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, serta daya serap biji terhadap air. Sementara faktor eksternal diantaranya yaitu intentitas cahaya, suhu, dan air.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum jenis-jenis pertumbuhan tanaman dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Oktober 2015 pukul 11.00 sampai 12.00 WIB, bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Benih tanaman monokotil epigeal (kacang tanah)
2. Benih tanaman monokotil hypogeal (jagung)
3. Benih tanaman dikotil epigeal (kedelai)
4. Benih tanaman dikotil hypogeal (kacang polong)
3.2.2 Alat
1. Media tanam (pasir)
2. Bak pengecambah
3. Beaker glass
4. Kertas label
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi bak pengecambah dengan bahan tanam hingga ½ bagian dari tinggi  bak pengecambah.
3. Membuat lajur secara berurutan dengan tanda menggunakan kertas label pada setiap jenis benih dan pengulangannya.
4. Merendam benih pada air dalam beaker glass selama 15 menit.
5. Menanam benih pada bak pengecambah.
6. Melakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari.
7. Melakukan pengamatan akhir.






























BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tabel pengamatan jenis-jenis pertumbuhan tanaman.
No
Jenis Tana
Man
Ul
Gambar
H 7
H 14
Hipokotil
Epi kotil
Kecambah
Hipo kotil
Epi kotil
Kecambah
1
Bawang merah
1
-
2 cm
-
1,5 cm
4,5 cm
6 cm
2
-
2 cm
-
1,5 cm
2,5 cm
4 cm
3
-
-
-
2,5 cm
4 cm
6,5 cm
2
Jagung
1
-
19 cm
-
8 cm
31 cm
39 cm
2
-
19 cm
-
8,4 cm
24 cm
32,4 cm
3
-
14,5 cm
-
7,5 cm
24,6 cm
32,1 cm
3
Kedelai
1
-
3 cm
-
14,8 cm
20,5cm
35,3 cm
2
-
2 cm
-
14 cm
22,5 cm
36,5 cm
3
-
-
-
9,4 cm
18,8cm
28,2 cm
4
Alpukat
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum jenis-jenis pertumbuhan tanaman yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Media tanam yang digunakan adalah pasir. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih jagung, kedelai, bawang merah dan biji alpukat. Hasil pengamatan disebutkan bahwa semua tanaman mengalami pertumbuhan setiap harinya, namun tidak terdapat tanda-tanda  pertumbuhan pada biji buah alpukat.
Hal ini disebabkan beberapa faktor. Menurut Andrian, dkk (2014), ada beberapa faktor dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik faktor biotik maupun abiotik. Adapula faktor internal dari benih maupun faktor eksternal dari lingkungan tanaman. Faktor interfal adalah faktor dari dalam, meliputi gen dan hormon. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar, meliputi nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, media tanam dan lain sebagainya.
Tabel pengamatan tersebut menunjukkan bahwa jagung dan bawang merah merupakan tanaman monokotil hipogeal karena kotiledon jagung dan bawang merah tertinggal di dalam tanah. Tabel pengamatan juga menunjukkan bahwa kedelai dan alpukat merupakan dikotil.
Kuatnya benih dalam menghadapi kondisi pada media tanam dinilai kurang. Perkecambahan dimulai dari proses penyerapan air atau bisa disebut imbibisi. Benih akan menyerap air dari lingkungan sekitar tempat tanaman tumbuh. Hadirnya air akan mengaktifkan sejumlah hormon dalam tanaman. Air akan digunakan sebagai energi dalam pembelahan sel. Setelah proses penyerapan, pembelahan akan berlangsung dan bagian-bagian dalam benih akan tumbuh dan berkembang.
Benih perlu direndam selama 30 menit, hal itu bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan pada benih. Perkecambahan lebih mudah saat setelah direndam. Perendaman tersebut dapat membantu air akan membantu merangsang enzim yang ada di endosperm untuk mengaktifkan bakal pucuk dan bakal akar. Tipe perkecambahan ada dua jenis, dapat dilihat dari letak posisi keping benih atau biasa disebut kotiledon pada permukaan tanah. Tipe-tipe tersebut adalah tipe epigeal dan tipe hipogeal. Kedua tipe tersebut ditentukan dari kekuatan kotiledon keatas tanah.














BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
            Media tanam pasir dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman. Jagung, kedelai, bawang merah dan biji alpukat. Seluruh tanaman menunjukkan pertumbuhan tapi tidak pada biji alukat karena perkecmbahan alpukat membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada tanaman lain. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai jenis faktor.  Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Andrian, dkk (2014), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik faktor abiotik dan faktor biotik.
            Kualitas benih dinilai kurang dalam menghadapi kondisi pada media tanaman. Perkecambahan dimulai dari proses penyerapan air. Air digunakan sebagai energi untuk memulai perkecambahan. Setelah roses penyerapan, pembelahan dan bagian-bagian pada benih akan tumbuh. Pertumbuhan pada tanaman berlangsung lebih cepat karena sebelum penanaman, benih direndam selama 30 menit.

5.2 Saran
            Tanaman memerlukan pemenuhan kebutuhan untuk memaksimalkan pertumbuhan atau perkecambahan pada tanaman. Maka dari itu, masyarakat diharapkan mengetahui kebutuhan pada tumbuhan dan mampu untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang maksimal dapat meningkatkan produktivitas pada tanaman tersebut. Pemerintah juga diharapkan dapat  memberikan penyuluhan-penyuluhan pertanian untuk petani.




DAFTAR PUSTAKA

Alameda, and R. Villar. 2012. Lingking Root Traits to Plant Physiology and GrowthIn Flaxinus Angustifolia Vahl. Seedlings Under Soil Compaction Condition. Environmental and Experimental Botany,79: 49-57.

Andrian., Supriadi., dan P. Marpaung. 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap Produksi Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) di Kebun Hapesong Ptpn III Tapanuli Selatan. Agroteknologi, 2(3): 981-989

Gardner, F. P. Pearce, R. B, dan R. L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia.

Irianto. 2012. Fenofisiologi Perkecambahan Dan Pertumbuhan Bibit Duku (Lansium domesticum Curr.). program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi.1(4): 23-31.

Kumar, and Saurabh Sharma. 2012. Effect of Light and temperature on seed germination of important medicinal and aromatic plants in north western Himalayas. Int. J. Med. Arom. Plant, 2(3): 468-475.

Loveless, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT Gramedia.

Mistian, D. Meiriani, dan E. Purba. 2012. Respon Perkecambahan Benih Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Berbagai Skarifikasi dan Konsentrasi Asam Giberalat. Agroteknolog,1(1):15-25.

Narsih. Yunianta, and Harijono. 2012. The Study of Germination and Soaking Time to Improve Nutritional Quality of Sorghum Seed. International food Research Journal, 19(4): 1429-1432.

Noor, Aidi. Lubis, Iskandar. Ghulamahdi, Munif. Chozin, M. A. Anwar, Khairil, dan Desta Wisnas. 2012. Pengaruh Konsentrasi Besi dalam Larutan Hara terhadap Gejala Keracunan Besi Dan Pertumbuhan Tanaman Padi. Argon Indonesia. 40(2): 91-98.
Sihombing, Apriyana. Fatonah, Siti, dan Fetmi Silviana. 2012. Pengaruh Alelopati Calopogonium Mucunuides Desv. Terhadp Perkecambahan Dan Pertumbuhan Anakan Gulma Asystasia Gangetica (L.) T. Anderson. Biospecies. 5(2): 5-11.
Suk, Jinweon., Seokhoon Kim and Intae Ryoo. 2011. Non-Contact Plant Growth  Measurement Method and System Based on Ubiquitous Sensor Network Technologies. Sensors, 11:4312-4334.





















DAFTAR PUSTAKA
Alameda, and R. Villar. 2012. Lingking Root Traits to Plant Physiology and GrowthIn Flaxinus Angustifolia Vahl. Seedlings Under Soil Compaction Condition. Environmental and Experimental Botany,79: 49-57.

Andrian., Supriadi., dan P. Marpaung. 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap Produksi Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) di Kebun Hapesong Ptpn III Tapanuli Selatan. Agroteknologi, 2(3): 981-989

Gardner, F. P. Pearce, R. B, dan R. L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia.

Irianto. 2012. Fenofisiologi Perkecambahan Dan Pertumbuhan Bibit Duku (Lansium domesticum Curr.). program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi.1(4): 23-31.

Kumar, and Saurabh Sharma. 2012. Effect of Light and temperature on seed germination of important medicinal and aromatic plants in north western Himalayas. Int. J. Med. Arom. Plant, 2(3): 468-475.

Loveless, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT Gramedia.

Mistian, D. Meiriani, dan E. Purba. 2012. Respon Perkecambahan Benih Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Berbagai Skarifikasi dan Konsentrasi Asam Giberalat. Agroteknolog,1(1):15-25.

Narsih. Yunianta, and Harijono. 2012. The Study of Germination and Soaking Time to Improve Nutritional Quality of Sorghum Seed. International food Research Journal, 19(4): 1429-1432.

Noor, Aidi. Lubis, Iskandar. Ghulamahdi, Munif. Chozin, M. A. Anwar, Khairil, dan Desta Wisnas. 2012. Pengaruh Konsentrasi Besi dalam Larutan Hara terhadap Gejala Keracunan Besi Dan Pertumbuhan Tanaman Padi. Argon Indonesia. 40(2): 91-98.
Sihombing, Apriyana. Fatonah, Siti, dan Fetmi Silviana. 2012. Pengaruh Alelopati Calopogonium Mucunuides Desv. Terhadp Perkecambahan Dan Pertumbuhan Anakan Gulma Asystasia Gangetica (L.) T. Anderson. Biospecies. 5(2): 5-11.
Suk, Jinweon., Seokhoon Kim and Intae Ryoo. 2011. Non-Contact Plant Growth  Measurement Method and System Based on Ubiquitous Sensor Network Technologies. Sensors, 11:4312-4334.



0 komentar:

Posting Komentar