Minggu, 04 Agustus 2013

CINTA DUNIA JANGAN BERLEBIHAN

CINTA DUNIA JANGAN BERLEBIHAN

            Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, hakikatnya itu adalah cinta karena Allah. Inilah salah satu rahasia sukses Rasulullah.
            Rasulullah yang mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya; seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya; pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Apa yang dimaksut dengan dunia? Firman-Nya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan duniaini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS. Al-Hadiid [56]:20)
            Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah. Misalnya, shalat, saum, atau sedekah, tetap dikatakan urusa dunia jika niatnya ingin dipuji mahluk hingga hati lalai terhadap Allah.
            Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat—bukan untuk kepentingan pribadi— bukan untuk kepentingan pribadi terhadap Allah, walau aktivitasnya seolah duniawi. Artinya, segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hakl itu bukanlah urusan dunia.
            Bagaimana ciri seorang yang cinta dunia? Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diprebudak oleh apa yang dicintinya. Jika orang sudah cinta dunia, maka akan dating berbagai penyakit hati. Ada yang menjadi sombong, dengki, serakah, atau capek memikirkan yang tak ada. Makin cinta kepada dunia, makin serakah. Bahkan, bias berbuat keji untuk mendapatkan dunia  yang diinginkanya. Pikiranya selalu dunia , pontang-panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya.
            Ciri lainya adalah takut kehilangan. Seperti orang yang bersandar dikursi, maka akan takut sandaranya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau jabatan, maka ia akan takut jabatanya diambil. Oleh sebab itu tidak pernah merasa bahagia.
            Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah semata. Kita tidak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebebntar, semakin tua, dan akhirnya mati. Kemudian terlahir manusia berikutnya, begitu seterusnya.
            Kita harus meyakini bahwa siapapun yang tidak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya. Mengapa? Sumber segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nimatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia. Wallahu a’lam.
(Majalah YATIM, edisi No. 10 Th. XV / Februari 2011)

1 komentar: