Senin, 05 Agustus 2013

CERPEN KU ~

BULU UNTUK KEMENANGAN

  Suara motor sudah terdengar, aku segera menyelesaikan sarapanku. Ibuku membantu menyiapkan perlengkapan sekolah. Lalu setelah selesai sarapan, aku segera mengenakan sepatu. Tak lupa, aku meminta uang saku kepada ibu. Ibuku selalu perhatian kepadaku. Aku selalu mencium tangan ibu sebelum berangkat sekolah. Kemudian aku berangkat sekolah diantar oleh ayah.
          Di sekolah aku cukup berprestasi, aku selalu masuk rangking lima besar. Sosialisasi ku juga lumayan bagus, aku banyak dikenal oleh guru-guru dan adik kelas. Apalagi aku seorang atlet bulutangkis di sekolah. Aku selalu dipuji setiap aku memenangkan lomba bulutangkis.
          Hobiku ialah bulutangkis. Sejak kecil aku sering bermain bulutangkis bersama ayahku. Awalnya aku cuman bermain-main bulutangkis, namun ayahku melihat bahwa ada bakat bulutangkis didalam diriku. Hingga akhirnya ayah melatih aku sampai sekarang.
Namun akhir-akhir ini aku jarang latihan bulutangkis. Karena aku sudah kelas enam semester dua, berarti sudah mendekati ujian nasioanal (UN). Ibu menyuruh aku agar aku giat belajar, sedangkan ayah menyuruh aku supaya latihanku ditambah. Karena dua bulan lagi aku mengikuti kejuaraan bulutangkis di kota malang. Aku sangat bingung sekali.
          Kemudian disore hari, aku bertemu dengan Tia. Aku bertemu saat aku bersepeda disekitar rumah. Dia adalah sahabatku dari kecil. Dia juga sekelas dengan aku. Aku pun bercerita tentang masalah yang aku hadapi. Lalu, Tia memberi solusi agar aku memilih mementingkan pendidikan. Karena menurut Tia, UN hanya sekali dan tak bisa diulang. Sedangkan bulutangkis masih bisa dilakukan setelah UN selesai.
          Akhirnya aku mengikuti saran Tia. Lalu aku bercerita kepada ayah tentang pentingnya UN daripada kejuaraan bulutangkis. Namun, tidak kuduga ayah menginginkan supaya aku latihan bulutangkis. Sedangkan ibu tidak mau mengalah.
          Hari demi hari kulewati dengan penuh kebimbangan. Dihatiku, sebenarnya aku ingin konsnetrasi ke ujian nasional. Aku ingin masuk ke SMP favorit di kotaku. Untuk masuk ke SMP favorit aku harus belajar lebih giat dan fokus ke ujian nasional.

       Hari berasa begitu cepat, ujian nasional hanya kurang seminggu lagi. Sedangkan kejuaraan bulutangkis berlangsung sepuluh  hari lagi. Ku tingkatkan belajarku, ku tambah latihan bulutangkisku. Aku selalu berdo’a kepada Tuhan agar diberi kemudahan untuk UN dan bulutangkis ku.
      Ujian nasional pun tiba, aku bangun pagi supaya bisa belajar. Ujian nasional berlangsung selama  tiga hari dan tiga hari juga aku latihan. Aku mengikuti ujian nasional dengan tenang, karena telah ku siapkan sejak beberapa minggu lalu. Akhirnya ujian nasional memasuki hari terakhir.
          Setelah ujian nasional selesai, akupun pulang. Namun aku dijemput oleh kedua orang tuaku. Kemudian aku langsung melesat ke Malang untuk mengikuti kejuaraan bulu tangkis usia  12 tahun. Aku ke Malang mengendarai mobil yang dipinjam ayahku dari tetangga. Akhirnya setelah tiga jam aku tiba di tempat kejuaraan bulutangkis. Aku melihat para peserta yang cukup banyak.
          Lalu, ibu mendaftarkan aku dipanitia acara. Kemudian aku mengikuti kejuaraan. Tak kuduga, aku berhasil masuk final. Pertandingan final aku hadapi dengan semangat. Dan hasilnya ialah kemenangan tiga set. Lawanya cukup handal, aku kalah di set awal, lalu ku balas di set kedua dan ketiga. Kemenangan ini kuraih karena dukungan dari kedua orang tuaku dan teman-temanku.
Saat pulang ke Kediri, orang tuaku  menyelenggarakan syukuran atas kemenganan yang aku raih di kejuaraan. Banyak tetanggaku yang member selamat kepadaku. Akupun merasa bangga dan bahagia. Apalagi hadiah yang kuterima cukup banyak. Bisa untuk membeli sepatu dan juga raket.
Aku sangat terkejut saat aku masuk sekolah. Aku disambut oleh teman-temanku. Tak hanya itu guru-guru pun juga ikut menyambut aku. Aku sangat senang sekali. Sekolah ku bangga mempunyai siswa yang berprestasi seperti diriku.
©ILHAM BUDI SUSILO
Kritik dan saran 
Facebook Ilham  Boedi

0 komentar:

Posting Komentar