Fieldtrip Bondowoso usai UAS Semester 2

Berwisata bersama melepas penat bersama teman Agroteknologi 2015!

Monas kita kejar

Ibukota pun diraih

Festival Reog Nasional 2016 Ponorogo

Kontingen Universitas Jember

Lomba Tari Petik Kopi 2016

Delegasi Fakultas Pertanaian

Praktikum Pembiakan Tanaman

Belajar teknik mencangkok daun

Kamis, 19 Juni 2014

CONTOH CERPEN BERTEMA INSPIRASI GURUKU

Sang Inovator
            “Guru yang aneh”, itulah kesanku saat mendengar Pak Parim ingin mencalonkan menjadi presiden Indonesia. Teman-temanku ikut tersenyum kecil saat beliau menjelaskan keinginanya tersebut. Akupun berpikir bahwa pencalonan menjadi presiden harus lewat partai politik, sedangkan beliau hanyalah seorang guru mata palajaran PKN.
            Guruku ini terkadang membuat orang berpikir seribu kali. Beliau adalah Abdul Karim, guru PKN SMAN 4 Kediri. Orang yang selalu berpikir kritis terhadap hal yang ada di sekitarnya. Tatapan matanya tajam, seakan penuh dengan gagasan yang ingin beliau ungkapkan.
            Beliau pernah mencalonkan diri menjadi calon walikota Kediri pada tahun 2008, saat itu saya duduk di Sekolah Dasar. Padahal saat itu, beliau hanya berprofesi sebagai guru. Belaiu mencalonkan diri lewat jalur independen. Beliau menggandeng Untung Sumantri sebagai wakilnya.
            Beliau pun menjadi omongan warga Kota Kediri, karena pekerjaanya yang hanya sebagai guru. Sehingga banyak warga yang meremehkanya. Selain itu anggapan warga bahwa orang yang mencalonkan menjadi walikota harus punya banyak uang untuk berkampanye, sedangkan pendapatan Pak Karim mungkin tidak terlalu besar. Tak hanya itu, beberapa kandidat calon walikota yang lainya mempunyai nama yang lebih terkenal dibanding beliau. Itu berarti semakin mengecilkan peluang terpilihnya beliau.
            Hari demi hari berlalu. Namun pada saat menjelang hari pemilihan, beliau mengundurkan diri dari pencalonan walikota. Entah apa yang dilakukan oleh Pak Karim dan wakilnya, padahal mereka sudah sudah berkampanye. Seperti menyebarkan stiker di bebrapa tempat.
            “Selalu ada hikmah disetiap kejadian”, itulah kata Pak Karim saat pelajaran PKN. Ternyata beliau ingin membuktikan bahwa tidak perlu uang banyak untuk mencalonkan diri menjadi walikota. Tidak pelu nama yang tenar untuk menjadi walikota. Pak Karim ingin mempelopori bahwa orang biasa bisa mencalonkan diri menjadi walikota.
            Meskipun lewat jalur indepnden, beliau membuktikan bahwa rakyat kecil bisa menjadi calon pemimpin. Mungkin itu yang ingin ditunjukan kepada rakyat Kediri tentang berdemokrasi. Beliau ingin merubah pola pikir masyarakat yang mengartikan pesta demokrasi bukanlah pesta bagi-bagi uang. Melainkan pesta yang disuguhi dengan calon-calon pemimpin masa depan.
            Saya salut dengan perbuatan beliau, karena beliau berani mengeluarkan uang demi mendidik warga. Beliau tidak menyesal dengan kejadian itu, meskipun uang yang dikeluarkan untuk pencalonanya cukup banyak.
            Keinginan beliau untuk mendidik warga tak berhenti disitu. Pak Karim mendirikan sebuah sekolah untuk orang yang mengalami buta huruf. Belaiu mendirikan sekolah terebut di rumahnya. Kebanyakan para lansia disekitar tempat tinggalnya yang mengikuti kegiatan sekolah ini.
            Hal ini dilakukan karena beliau ingin minat baca dimasyarakat terus meningkat. Tidak hanya dilakukan di rumahnya saja. Untuk memperbaiki ketrampilan membaca warga, di sekolah pun beliau juga memiliki metode khusus. Saat waktu pelajaran Pak Karim, siswa disuruh membaca sekilas. Kemudian siswa akan menjelaskan kembali di depan teman-temanya. Hal ini cukup efektif untuk memudahkan siswa untuk belajar, serta memperkuat daya ingat dan kekuatan membaca.
            Menurutku, beliau bukanlah guru biasa. Penjelasan beliau saat mengajar membuat siswa ikut berpikir. Seperti pendapat belaiu tentang pemanfaatan sinar matahari di Indonesia. Belaiu menuturkan kata harus bersyukur hidup di daerah kathulistiwa. Rakyat Indonesia harus bisa mengolahnya, seperti menanam sayuran dengan polibag di depan rumah. Meskipun halaman rumah kecil, kita bisa menanam sayuran dengan digantung dan ditumpuk. Dan hal ini saya terapkan dirumahku dengan menanam sayuran dibelakang rumah.
 Gagasan beliau yang lain ialah tentang UUD 1945. Pak Karim berpendapat UUD 1945 sangat penting untuk dipelajari oleh semua warga Indonesia, tak terkecuali rakyat biasa. Oleh karena itu UUD 1945 dibuat kecil seukuran saku supaya mudah dibawa kemana-mana. Sehingga mudah dipelajari kapan dan dimanapun berada. Namun hal itu belum disadari penuh oleh masyarakat Indonesia.
Pak Karim sadar, bahwa ia adalah seorang PNS. Mendapat gaji dari rakyat dan karena itu ia ingin bertugas sebaik mungkin. Beliau mengatakan bahwa pelajaran PKN itu luas, tidak hanya itu-itu saja. Menurut beliau, PKN sangat penting untuk kehidupan bernegara. Salah satu contohnya ialah pejabat negara yang korupsi uang rakyat menurut Pak Karim pelajaran PKN nya belum tuntas. Karena hal itu, Pak Karim ingin anak didiknya mempelajari pelajaran PKN dengan sungguh-sungguh
            Pak Karim sering menyuruh kami membaca bagian awal bab baru. Seperti peta konsep, itu bermaksud untuk mengetahui tujuan dari bab yang baru tersebut. “Tanpa tujuan mungkin akan sia-sia jika membaca banyak” Itulah segelumit kata dari Pak Karim dalam pembelajaranya.
            Cara mengajar Pak Karim menurut saya cukup adil. Tidak membeda-bedakan antara kelas IPA dan IPS,. Beliau selalu memotivasi kami dan memberi solusi. Belaiau bertutur bahwa IPS itu tidak kalah dengan IPA. Contohnya banyak pejabat tinggi di Indonesia yang berlatar belakang IPS. Namun, untuk anak IPA Pak Karim berharap suatu saat nanti anak IPA bisa menciptakan sesauatu yang mirip rokok tapi tidak membahayakan tubuh.
            Pemikiran Pak Karim yang lainya ialah tentang Songket Nasional. Menurut Pak Karim songket atau biasa disebut kopiah bisa mempersatukan bangsa dan dapat menjadi jatidiri Negara Indonesia.
            Menurut beliau Songket dapat mempersatukan negara Indonesia karena semua orang di Indonesia banyak memakainya. Songket hanya ada di Indonesia dan tidak ada di Negara lain.
            Sedangkan songket dapat menjadi jatidiri Indonesia karena songket dapat dipakai dengan baju apasaja. Dengan batik cocok, dengan busana muslim pun sangat serasi. Pak karim ingin turis luar negeri menjadikan songket oleh-oleh khas Indonesia. Belaiu berharap songket tidak digunakan saat acara keagamaan saja. Tetapi ingin digunakan saat acara resmi seperti rapat bahkan acara kenegaraan.
            Menurut Pak Karim, anak muda jaman sekarang seakan lupa dengan kebudayaan aslinya. Selalu ‘dicekoki’ dengan budaya barat. Beliau berharap ingin menjadikan anak muda seperti Bung Karno. Tampak rupawan wajahnya saat mamakai songket berwarna hitam. Tidak malu memakainya dihadapan pejabat luar negeri.
            Itulah harapan Pak Karim tentang songket dikalangan anak muda. Bahkan beliau membagikan songket gratis kepada beberapa guru SMAN 4 Kediri. Belaiu ingin mengadakan sebuah kompetisi songket tingkat nasional. Itu dilakukan agar songket terkenal kembali di Indonesia. Memang tak mudah, namun harapan Paka Karim tentang kompetisi ini besar. Meskipun uang yang dipakai ialah dana pribadi, Belaiu ingin kompetisi tersebut berjalan dengan menarik dan banyak peserta.
            Beberapa waktu yang lalu Pak Karim berkata bahwa ia ingin mencalonkan diri manjadi presiden Indonesia. Namun itu dulu, sekarang waktu telah mendekati PEMILU. Mungkin menurutku Pak Karim belum mendapatkan partai. Karena syarat mencalonkan diri menjadi presiden ialah lewat partai politik, tidak bisa lewat jalur independen.

            Itulah sosok Pak Karim, beliau sesalu berinovasi demi negaranya. Tidak memandang status seseorang. Hidup memang tidak mudah, namun selama kita berinovasi positif. Allah akan memberi jlan yang terbaik bagi kita.
----------

Nama: ILHAM BUDI SUSILO
Cerpen ini ialah 100% karya saya sendiri. Cerita ini masuk 25 besar dalam sebuah lomba yang diadakan oleh Rumah Ilmu. Maaf jika ada kata yang tidak mengenakan ya :D
Follow: @Ilham_boedi77