Sang
Inovator
“Guru yang aneh”, itulah kesanku
saat mendengar Pak Parim ingin mencalonkan menjadi presiden Indonesia. Teman-temanku
ikut tersenyum kecil saat beliau menjelaskan keinginanya tersebut. Akupun
berpikir bahwa pencalonan menjadi presiden harus lewat partai politik,
sedangkan beliau hanyalah seorang guru mata palajaran PKN.
Guruku ini terkadang membuat orang
berpikir seribu kali. Beliau adalah Abdul Karim, guru PKN SMAN 4 Kediri. Orang
yang selalu berpikir kritis terhadap hal yang ada di sekitarnya. Tatapan
matanya tajam, seakan penuh dengan gagasan yang ingin beliau ungkapkan.
Beliau pernah mencalonkan diri
menjadi calon walikota Kediri pada tahun 2008, saat itu saya duduk di Sekolah
Dasar. Padahal saat itu, beliau hanya berprofesi sebagai guru. Belaiu mencalonkan
diri lewat jalur independen. Beliau menggandeng Untung Sumantri sebagai
wakilnya.
Beliau pun menjadi omongan warga
Kota Kediri, karena pekerjaanya yang hanya sebagai guru. Sehingga banyak warga
yang meremehkanya. Selain itu anggapan warga bahwa orang yang mencalonkan
menjadi walikota harus punya banyak uang untuk berkampanye, sedangkan
pendapatan Pak Karim mungkin tidak terlalu besar. Tak hanya itu, beberapa
kandidat calon walikota yang lainya mempunyai nama yang lebih terkenal dibanding
beliau. Itu berarti semakin mengecilkan peluang terpilihnya beliau.
Hari demi hari berlalu. Namun pada
saat menjelang hari pemilihan, beliau mengundurkan diri dari pencalonan
walikota. Entah apa yang dilakukan oleh Pak Karim dan wakilnya, padahal mereka
sudah sudah berkampanye. Seperti menyebarkan stiker di bebrapa tempat.
“Selalu ada hikmah disetiap
kejadian”, itulah kata Pak Karim saat pelajaran PKN. Ternyata beliau ingin
membuktikan bahwa tidak perlu uang banyak untuk mencalonkan diri menjadi walikota.
Tidak pelu nama yang tenar untuk menjadi walikota. Pak Karim ingin mempelopori
bahwa orang biasa bisa mencalonkan diri menjadi walikota.
Meskipun lewat jalur indepnden,
beliau membuktikan bahwa rakyat kecil bisa menjadi calon pemimpin. Mungkin itu
yang ingin ditunjukan kepada rakyat Kediri tentang berdemokrasi. Beliau ingin
merubah pola pikir masyarakat yang mengartikan pesta demokrasi bukanlah pesta
bagi-bagi uang. Melainkan pesta yang disuguhi dengan calon-calon pemimpin masa
depan.
Saya salut dengan perbuatan beliau,
karena beliau berani mengeluarkan uang demi mendidik warga. Beliau tidak
menyesal dengan kejadian itu, meskipun uang yang dikeluarkan untuk pencalonanya
cukup banyak.
Keinginan beliau untuk mendidik
warga tak berhenti disitu. Pak Karim mendirikan sebuah sekolah untuk orang yang
mengalami buta huruf. Belaiu mendirikan sekolah terebut di rumahnya. Kebanyakan
para lansia disekitar tempat tinggalnya yang mengikuti kegiatan sekolah ini.
Hal ini dilakukan karena beliau
ingin minat baca dimasyarakat terus meningkat. Tidak hanya dilakukan di
rumahnya saja. Untuk memperbaiki ketrampilan membaca warga, di sekolah pun
beliau juga memiliki metode khusus. Saat waktu pelajaran Pak Karim, siswa
disuruh membaca sekilas. Kemudian siswa akan menjelaskan kembali di depan
teman-temanya. Hal ini cukup efektif untuk memudahkan siswa untuk belajar,
serta memperkuat daya ingat dan kekuatan membaca.
Menurutku, beliau bukanlah guru
biasa. Penjelasan beliau saat mengajar membuat siswa ikut berpikir. Seperti pendapat
belaiu tentang pemanfaatan sinar matahari di Indonesia. Belaiu menuturkan kata
harus bersyukur hidup di daerah kathulistiwa. Rakyat Indonesia harus bisa
mengolahnya, seperti menanam sayuran dengan polibag di depan rumah. Meskipun
halaman rumah kecil, kita bisa menanam sayuran dengan digantung dan ditumpuk.
Dan hal ini saya terapkan dirumahku dengan menanam sayuran dibelakang rumah.
Gagasan beliau yang lain ialah tentang UUD
1945. Pak Karim berpendapat UUD 1945 sangat penting untuk dipelajari oleh semua
warga Indonesia, tak terkecuali rakyat biasa. Oleh karena itu UUD 1945 dibuat
kecil seukuran saku supaya mudah dibawa kemana-mana. Sehingga mudah dipelajari
kapan dan dimanapun berada. Namun hal itu belum disadari penuh oleh masyarakat
Indonesia.
Pak
Karim sadar, bahwa ia adalah seorang PNS. Mendapat gaji dari rakyat dan karena
itu ia ingin bertugas sebaik mungkin. Beliau mengatakan bahwa pelajaran PKN itu
luas, tidak hanya itu-itu saja. Menurut beliau, PKN sangat penting untuk
kehidupan bernegara. Salah satu contohnya ialah pejabat negara yang korupsi
uang rakyat menurut Pak Karim pelajaran PKN nya belum tuntas. Karena hal itu,
Pak Karim ingin anak didiknya mempelajari pelajaran PKN dengan sungguh-sungguh
Pak Karim sering menyuruh kami
membaca bagian awal bab baru. Seperti peta konsep, itu bermaksud untuk
mengetahui tujuan dari bab yang baru tersebut. “Tanpa tujuan mungkin akan
sia-sia jika membaca banyak” Itulah segelumit kata dari Pak Karim dalam
pembelajaranya.
Cara mengajar Pak Karim menurut saya
cukup adil. Tidak membeda-bedakan antara kelas IPA dan IPS,. Beliau selalu
memotivasi kami dan memberi solusi. Belaiau bertutur bahwa IPS itu tidak kalah
dengan IPA. Contohnya banyak pejabat tinggi di Indonesia yang berlatar belakang
IPS. Namun, untuk anak IPA Pak Karim berharap suatu saat nanti anak IPA bisa
menciptakan sesauatu yang mirip rokok tapi tidak membahayakan tubuh.
Pemikiran Pak Karim yang lainya
ialah tentang Songket Nasional. Menurut Pak Karim songket atau biasa disebut
kopiah bisa mempersatukan bangsa dan dapat menjadi jatidiri Negara Indonesia.
Menurut beliau Songket dapat
mempersatukan negara Indonesia karena semua orang di Indonesia banyak
memakainya. Songket hanya ada di Indonesia dan tidak ada di Negara lain.
Sedangkan songket dapat menjadi
jatidiri Indonesia karena songket dapat dipakai dengan baju apasaja. Dengan
batik cocok, dengan busana muslim pun sangat serasi. Pak karim ingin turis luar
negeri menjadikan songket oleh-oleh khas Indonesia. Belaiu berharap songket
tidak digunakan saat acara keagamaan saja. Tetapi ingin digunakan saat acara
resmi seperti rapat bahkan acara kenegaraan.
Menurut Pak Karim, anak muda jaman
sekarang seakan lupa dengan kebudayaan aslinya. Selalu ‘dicekoki’ dengan budaya
barat. Beliau berharap ingin menjadikan anak muda seperti Bung Karno. Tampak
rupawan wajahnya saat mamakai songket berwarna hitam. Tidak malu memakainya
dihadapan pejabat luar negeri.
Itulah harapan Pak Karim tentang
songket dikalangan anak muda. Bahkan beliau membagikan songket gratis kepada
beberapa guru SMAN 4 Kediri. Belaiu ingin mengadakan sebuah kompetisi songket
tingkat nasional. Itu dilakukan agar songket terkenal kembali di Indonesia.
Memang tak mudah, namun harapan Paka Karim tentang kompetisi ini besar.
Meskipun uang yang dipakai ialah dana pribadi, Belaiu ingin kompetisi tersebut
berjalan dengan menarik dan banyak peserta.
Beberapa waktu yang lalu Pak Karim
berkata bahwa ia ingin mencalonkan diri manjadi presiden Indonesia. Namun itu
dulu, sekarang waktu telah mendekati PEMILU. Mungkin menurutku Pak Karim belum
mendapatkan partai. Karena syarat mencalonkan diri menjadi presiden ialah lewat
partai politik, tidak bisa lewat jalur independen.
Itulah sosok Pak Karim, beliau
sesalu berinovasi demi negaranya. Tidak memandang status seseorang. Hidup
memang tidak mudah, namun selama kita berinovasi positif. Allah akan memberi
jlan yang terbaik bagi kita.
----------
Nama: ILHAM BUDI SUSILO
Cerpen ini ialah 100% karya saya sendiri. Cerita ini masuk 25 besar dalam sebuah lomba yang diadakan oleh Rumah Ilmu. Maaf jika ada kata yang tidak mengenakan ya :D
Follow: @Ilham_boedi77